Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Djarum Sirnas Jakarta Open 2012 yang merupakan salah satu ajang paling bergengsi diantara Djarum Sirnas sepanjang tahun ini, hanya diadakan di GOR Asia Afrika, Senayan, Jakarta Selatan. Tahun-tahun sebelumnya untuk menampung tingginya animo peserta yang bertarung panitia menyediakan satu lapangan lainnya yaitu di GOR Kosambi, Jakarta Barat.
‘’GOR Kosambi jaraknya terlalu jauh, jadi untuk tahun ini kami memutuskan untuk hanya menyelenggarakan di GOR Asia Afrika saja, tetapi untuk mengatasi jadwal pertandingan yang biasa molor sampai dini hari, maka kami menambahkan hari yakni di hari Minggu ini,’’ ungkap Mimi Irawan (Minggu, 13/05), Kabid Turnamen dan Perwasitan PB PBSI, seperti yang kami kutip di situs djarumbadminton.com.
Niat baik panitia untuk menggelar sirnas paling akbar di tanah air ini pada satu tempat ternyata tak berhasil. Tiga hari pertama penyelenggaraan, pertandingan berakhir diluar perkiraan semula. Pertandingan berakhir hingga dinihari. Ini membuat beberapa peserta mengundurkan diri karena melihat jadwal bertanding tidak lagi sehat.
‘’Wah, ini turnamen bulutangkis bisa masuk rekor MURI,’’ guyon Edi kepada Bulutangkis.com saat obrol-obrol kecil di Asia Afrika kemarin sore (Rabu, 16/05). ‘’Kondisi ini tidak sehat bagi atlit-atlit yang mengikuti pertandingan,’’ tambah Edi yang datang khusus dari Medan untuk menyaksikan putranya berlaga di ajang sirnas.
Pada kesempatan terpisah seorang pengamat bulutangkis yang tak ingin disebut namanya yang biasa mengadakan turnamen bulutangkis mengungkapkan kepada Bulutangkis.com bahwa seharusnya panitia sudah bisa memperkirakan waktu dan kebutuhan lapangan yang digunakan untuk jumlah peserta lebih dari 1000 orang.
‘’Idealnya tersedia 10 lapangan,’’ ungkapnya kepada Bulutangkis.com. ‘’Dengan sepuluh lapangan diperkirakan jam 12 malam bisa selesai, paling lambat jam 1 pagi,’’ tambahnya.
Peserta turnamen kali ini mencapai 1.634 orang dan tercatat dengan rekor peserta terbanyak dari gelaran Djarum Sirnas 2012 sebelumnya. Walau telah menambah satu hari pertandingan namun tak membantu menghindari jam pertandingan yang berlangsung sampe larut malam bahkan dini hari. Kondisi pertandingan seperti ini mengakibatkan banyaknya atlit mengundurkan diri atau hanya konsentrasi pada satu pertandingan yang berlangsung lebih awal.
‘’Kita sudah berupaya menghitung waktu pertandingan dengan baik. Kita perkirakan satu pertandingan memakan waktu dua puluh lima menit dan menambah satu hari pertandingan, tapi ternyata tidak cukup,’’ ungkap Mariono, Ketua Panitia Turnamen Jakarta Open 2012 kepada Bulutangkis.com kemarin sore di GOR Asia Afrika, Senayan, Jakarta Selatan.
‘’Kita tidak boleh mengadakan turnamen lebih dari delapan hari. Ini menjadi pengalaman dan semoga tidak akan terjadi lagi seperti ini. Tahun depan kita akan menggunakan dua lapangan,’’ ungkap Mariono untuk membuat jadwal pertandingan dengan tepat.
Sementara Hermawan Susanto, peraih medali perunggu Olimpiade Barcelona 1992 yang kini membina klub bulutangkis PB Sarwendah Badminton Club (PB SBC) Jakarta Timur mengharapkan agar kejadian ini tidak terulang lagi. ‘’Panitia tidak perlu memaksakan menyelenggarakan pada satu gor. Semoga ini menjadi pengalaman berharga buat panitia,’’ ungkap Hermawan di sela-sela menyaksikan, Andrew Sutanto atlit remaja PB Djarum, putra semata wayang Hermawan yang sedang berlaga di lapangan. (*)
Home »
Bulu-Tangkis
» Djarum Sirnas Jakarta Open 2012 Tujuh Lapangan Tak Mencukupi
Djarum Sirnas Jakarta Open 2012 Tujuh Lapangan Tak Mencukupi
Written By ridwan on Saturday, May 19, 2012 | 4:35 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment